Walillahi'alannasi hijjul baiti manistatha'a ilaihi sabila " menunaikan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah yaitu bagi orang-orang yang mampu melakukannya "(QS. Al-Imran: 97) Lafadz " man istatha'a" menunjukkan badal dari "annas", maka kewajiban haji hanya khusus bagi mereka yang mampu.
فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِۦ فِى زِينَتِهِۦ ۖ قَالَ ٱلَّذِينَ يُرِيدُونَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا يَٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ أُوتِىَ قَٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ Arab-Latin Fa kharaja 'alā qaumihī fī zīnatih, qālallażīna yurīdụnal-ḥayātad-dun-yā yā laita lanā miṡla mā ụtiya qārụnu innahụ lażụ haẓẓin 'aẓīmArtinya Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". Al-Qashash 78 ✵ Al-Qashash 80 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Berharga Terkait Surat Al-Qashash Ayat 79 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 79 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir berharga dari ayat ini. Terdapat beraneka penjelasan dari banyak ahli ilmu berkaitan isi surat Al-Qashash ayat 79, antara lain seperti berikut📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaMaka Qarun keluar menemui kaumnya dalam perhiasan kemegahannya, guna memamerkan kebesaran dan limpahan kekayaannya. Dan ketika orang-orang yang menghendaki kemewahan kehidupan dunia menyaksikannya, mereka berkata, “Semoga saja kita mempunyai apa yang diberikan kepada Qarun berupa kekayaan dan kemewahan serta kedudukan tinggi. Sesungguhnya Qarun benar-benar memiliki bagian besar dari kenikmatan dunia.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram79. Lalu Qārūn keluar sambil mengenakan kemegahannya dengan menampakkan kesombongannya. Teman-teman Qārūn yang menginginkan perhiasan kehidupan dunia berkata, “Alangkah baiknya apabila kami mendapatkan perhiasan dunia sebagaimana yang diberikan kepada Qārūn, sesungguhnya Qārūn benar-benar mempunyai keberuntungan yang cukup dan besar.”📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah79. Qarun tidak menghiraukan nasehat dari kaumnya, kemudian dia keluar dari tempat tinggalnya dengan penuh kesombongan bersama kendaraan, harta, dan pelayannya. Pemandangan ini membuat orang-orang yang lemah imannya yang terbuai oleh keindahan dunia dari akibat buruk yang hadir setelah menikmatinya. Mereka ingin sekali mendapatkan kenikmatan dunia sehingga mereka mengganggap Qarun sebagai orang yang mendapat jatah yang banyak dari kenikmatan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah79. فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِۦ فِى زِينَتِهِۦ ۖ Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya Qarun keluar dengan membawa harta kemewahannya yang membuat kagum setiap orang yang melihatnya, oleh sebab itu orang yang melihatnya berangan-angan untuk memiliki harta seperti milik Qarun. قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَوٰةَ الدُّنْيَاBerkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia Dan kemegahannya. يٰلَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآ أُوتِىَ قٰرُونُ إِنَّهُۥ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar” Yakni ia adalah orang yang beruntung karena memiliki harta yang banyak di dunia. Terdapat perselisihan pendapat tentang siapa orang yang mengatakan hal ini; terdapat pendapat mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang beriman di zaman itu. Dan pendapat lain mengatakan mereka adalah orang-orang kafir.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah79. Maka pada suatu hari, keluarlah Qarun kepada kaumnya dengan melakukan konvoi megah dan khusus dengan penuh hiasan harta, baju emas dan sutra, kuda-kuda, dan para pengawal. Dan ketika melihatnya, para penduduk dunia yang tertipu oleh perhiasannya berkata “Andai saja kami memiliki harta benda seperti yang diberikan kepada Qarun berupa kekayaan dan kehormatan. Sesungguhnya Qarun itu pemilik nasib yang sangat beruntung di dunia”📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahLalu dia keluarlah kepada kaumnya dengan perhiasannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata,“Andai saja kita mempunyai harta seperti yang telah diberikan kepada Qarun. Sesungguhnya dia benar-benar mempunyai bagian yang besar”} bagian yang melimpah dari duniaMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H79. Qarun pun terus dalam sikap pembangkangan, kocongkakan, dan tidak mau menerima nasihat kaumnya karena bangga diri dan sombong, dia telah bangga diri dan terpedaya dengan harta yang dikaruniakan kepadanya, “maka keluarlah dia,” pada suatu hari, “dalam kemegahannya,” maksudnya, dalam keadaan yang paling megah dari harta kekayaannya. Ia memang memiliki harta yang luar biasa; ia pun sudah bersiap-siap dan berdandan dengan dandanan mewah yang dapat dilakukannya. Kemegahan itu biasanya, pada orang semisal dia adalah sangat luar biasa. Kemegahan yang mengumpulkan seluruh perhiasan dunia, keindahan, kemegahan dan kebanggaannya, sehingga mata terbelalak melihatnya, dandanannya menakjubkan hati, dan perhiasannya mencengangkan jiwa, sehingga manusia yang memandangnya terbagi menjadi dua kelompok. Masing-masing berbicara sesuai dengan kemauan dan harapan yang dimilikinya, lalu “berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia.” Maksudnya, orang-orang yang keinginannya terpaku padanya, dan dunia menjadi akhir dambaannya, mereka tidak memiliki impian kepada selainnya, “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti sesuatu yang telah diberikan kepada Qarun,” yaitu harta kekayaan dunia, kenikmatan dan kemewahannya, “sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” Mereka membenarkan bahwa Qarun adalah orang yang mendapat keberuntungan yang sangat besar, kalau saja keadaan seperti itu menjadi harapan mereka, sementara di balik kehidupan dunia ini tidak ada kehidupan yang lain. Sungguh dia telah dikarunia puncak kesenangan dari kesenangan dunia; dia mampu melakukan semua apa yang ia mau dengan harta kekayaan itu. Inilah keberuntungan yang sangat besar menurut keinginan mereka! Sungguh impian yang telah menjadikan hal seperti itu sebagai puncak harapan dan angan-angannya adalah benar-benar impian yang paling hina, paling rendah dan paling tidak bernilai. Ia sama sekali tidak memiliki sedikit keinginan untuk naik kepada harapan-harapan yang tinggi dan dambaan-dambaan yang bernilai mulia.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Qashash ayat 79 Allah kemudian mengabarkan keadaan qarun yang suatu hari keluar dengan sebaik-baik perhiasan kepada kaumnya, sehingga kaumnya takjub ketika mereka melihatnya,menginginkan perhiasan dalam kehidupan dunia dengan berkata Kiranya kami diberikan sebagaimana qarun dari perbendaharaan dan kesenangan dunia maka sungguh kami memiliki kebaikan dan keuntungan yang besar dari keduniaan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, senantiasa membangkang dan bersikap sombong, tidak menerima nasehat kaumnya sambil bersikap ujub bangga diri dan harta yang diperolehnya membuatnya tertipu. Karun keluar dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan segala kemewahannya untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya. Ketika orang-orang melihatnya, maka terbagilah dua golongan; golongan yang menginginkan kehidupan dunia dan golongan yang berilmu. Harapan mereka tertuju dan terbatas sampai di dunia. Kalau sekiranya kehidupan itu hanya di dunia yang fana ini saja, maka memang itu adalah keberuntungan yang besar, karena ia memperoleh kenikmatan yang luar biasa, di mana semua kebutuhannya terpenuhi, namun sayang kenikmatan itu tidak sempurna, terbatas dan hanya sementara, sedangkan di sana ada kehidupan yang kekal abadi dan kenikmatannya pun sempurna, yaitu dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 79Nasihat yang disampaikan kepada karun tidak digubris olehnya. Bahkan, keangkuhannya semakin menjadi-jadi. Maka keluarlah dia kepada kaumnya, di depan khalayak ramai, dengan membangga-banggakan kemegahannya dan mempertontonkan kekayaan dan keku-atan yang dimilikinya, sehingga membuat silau orang yang lemah imannya. Melihat itu, orang-orang yang selalu menginginkan kehidupan dunia sebagai tumpuan dan tujuan hidupnya berkata, 'mudah-Mudahan kita mempunyai harta kekayaan dan kedudukan seperti apa yang telah diberikan kepada karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar di dunia. ' mereka tertipu olehnya dan ber-angan-angan untuk memiliki seperti yang dikaruniakan kepada karun, yaitu harta benda dan keberuntungan yang besar dalam kehidupan. Padahal semua itu akan binasa bila tidak beriman. 80. Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu oleh Allah dalam bentuk ilmu yang bermanfaat tidak tertipu oleh itu semua. Mereka memberi nasihat kepada orang-orang yang tertipu itu dengan berkata, 'celakalah kamu jika bersikap dan berkeyakinan seperti itu! bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepada-Nya. Ketahuilah, pahala dan kenikmatan yang disediakan oleh Allah di sisi-Nya lebih baik bagi orang-orang yang ber-iman dan mengerjakan kebajikan dari pada kekayaan yang dimiliki dan dipamerkan oleh karun, dan pahala yang besar itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar dan tabah dalam melaksanakan konsekuensi keimanan dan amal saleh serta menerima ujian dan cobaan dari Allah. '.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah variasi penjelasan dari para ahli ilmu terkait isi dan arti surat Al-Qashash ayat 79 arab-latin dan artinya, semoga berfaidah untuk kita bersama. Dukung kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan Bacaan Tersering Dikunjungi Kami memiliki berbagai topik yang tersering dikunjungi, seperti surat/ayat Ali Imran 134, Az-Zariyat 56, Al-Baqarah 2, Al-Isra 23-24, Al-Infithar, Al-Jumu’ah 9. Ada juga Ar-Ra’d, Al-Ahzab 21, Ali Imran 133, Al-Isra 1, Al-Baqarah 186, Al-Baqarah 30. Ali Imran 134Az-Zariyat 56Al-Baqarah 2Al-Isra 23-24Al-InfitharAl-Jumu’ah 9Ar-Ra’dAl-Ahzab 21Ali Imran 133Al-Isra 1Al-Baqarah 186Al-Baqarah 30 Pencarian al maidah 55, waqiah dan artinya, walillahi alannasi hijjul baiti manistatho'a ilaihi sabila, surah al-baqarah ayat 275, al imran ayat 29 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
Adapunhal-hal yang berhubungan dengan interaksi sosial [hablumminannas] yaitu terkait kemasyarakatan dan kenegaraan, semisal proses perjalanan dari daerah sampai ke tanah haram, sesuai isyarat Alquran "Walillahi 'alannasi hijjul baiti manistata'a ilaihi sabila." [QS. Ali Imran: 97]. – Praktik arisan haji cukup mentradisi dalam masyarakat Muslim Indonesia. Pada dasarnya, hukum menjalankan arisan adalah boleh dengan catatan. Lantas bagaimana hukum arisan haji? Dalam buku Fikih Muamalah Kontemporer karya Ustaz Oni Sahroni, pengertian arisan secara formal adalah sebuah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi. Lalu di antara anggota arisan menentukan siapa yang berhak memperoleh arisan melalui skema undi tersebut. Pada hakikatnya secara sederhana, arisan adalah bagian dari pinjam-meminjam. KH Ali Mustafa Yaqub dalam buku Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal menjelaskan, arisan hukumnya boleh dengan catatan tidak ada pihak yang dirugikan dan tidak ada spekulatif yang berbuntut judi. Kebolehan itu bisa saja berubah haram jika ada sesuatu yang menjadikannya haram, yaitu hilangnya ketentuan-ketentuan pula, kata Kiai Ali, mengenai arisan haji. Pada dasarnya, arisan itu dihukumi boleh dengan asumsi untuk intervensi. Tapi ketika dikaitkan dengan ibadah haji, maka hukumnya menjadi lain. Seorang Muslim baru dikenakan wajib haji ketika ia mampu menunaikannya. Dan kemampuan istitha’ah ini berarti mampu bi nafsihi, yakni ongkos hajinya berasal dari diri sendiri dengan hasil usaha yang dihalalkan agama. Juga bisa berarti mampu bi ghairihi yakni ongkos naik hajinya ditanggung orang lain. Sedangkan bila istitha’ah tidak ada, maka kewajiban haji pun tidak ini sesuai dengan kaidah fikih, “Al-hukmu yaduru ma’a illati wujudan wa adaman,”. Yang artinya, “Hukum itu berputar bersamaan dengan ada dan tidaknya illat,”. Di samping itu Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 97, “Walillahi alannasi hijjul-baiti manistatha’a ilaihi sabilan,”. Yang artinya, “Hanya karena Allah, mengerjakan haji itu wajib atas menusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah,”.Dalam hadis riwayat Ad-Daruquthni yang disahihkan Al-Hakim, dikatakan bahwa sanggup di sini berarti adanya bekal dan kendaraan. Dari uraian tersebut, kata Kiai Ali, kewajiban haji hanya berlaku bagi orang yang sanggup membayar ongkos naik haji. Maka seorang Muslim yang memaksakan dirinya untuk menunaikan haji, padahal ia tidak mampu bayar, misalnya dengan cara mengikuti arisan haji dan ia mendapatkan uang arisan pada putaran-putaran awal, maka hukumnya minimal makruh bahkan bisa kata Kiai Ali, ongkos hajinya itu berasal dari uang yang dipinjamkan oleh anggota arisan lainnya. Jadi ia berangkat haji dengan berutang. Sementara ia sendiri belum terkena khitab wajib halnya andai saja dari arisan haji itu tidak digunakannya untuk ongkos naik haji, misalnya biaya hajinya diperoleh dari usaha halal lainnya. Maka ia sudah dikategorikan mampu dan dikenakan wajib haji. Adapun wewenang terakhir dari anggota arisan yang ada, maka ia sudah wajib menjalankan ibadah haji karena ongkos naik hajinya diperoleh dari hasil tabungannya selama satu putaran arisan maka ia sudah dikategorikan sebagai orang yang termasuk mampu, sebab ongkos naik hajinya yang dipakai berasal dari dirinya sendiri, bukan dari piutang. Demikianlah fleksibelitas sekaligus ketegasan hukum Islam dalam menjawab problematika fikih mengenai arisan Ali memberikan penekanan bahwa pintu surga selalu terbuka bagi orang yang ikhlas melakukan ibadah apa saja. Tidak terbatas pada ibadah haji semata. Bahkan menyantuni anak yatim dan fakir miskin lebih utama dari ibadah haji kedua, ketiga, dan seterusnya. Sehingga lebih baik apabila melakukan ibadah yang lebih utama dari menjalankan ibadah haji kedua, ketiga, dan seterusnya tersebut. Sebagianberpendapat bahwa haji mabrur adalah amalan haji yang tidak tercampur dengan perbuatan dosa (dan ini yang diunggulkan oleh Imam An-Nawawie), sebagian berpendapat bahwa ia adalah amalan haji yang diterima di sisi Allah, dan sebagiannya lagi berpendapat yaitu haji yang buahnya tampak pada pelakunya dengan indikasi keadaannya setelah berhaji jauh lebih baik sebelum ia berhaji.

Arabic RootFrom the root waw-lam-ya و ل ي, which has the following classical Arabic connotations to be near, close, nearby to be a friend, helper, supporter, maintainer, to defend, guard lit. friendly dealing, to be in charge, to turn one toward something, to be the master, owner, lord. Among the disputed namesAs we've mentioned in previous names, different scholars have different criteria for what qualifies as a name of Allah سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ. Of the 99 names, 81 are explicitly mentioned in the Qur'an. Therefore, there isn't one agreed-upon list for the remaining 18 names. Al-Wali is one of those names that is deduced and, therefore, not included on the list of certain scholars. This includes Ibn Mandah, Ibn Hazm, and Ibn Hajar, among others. However, others, such as Imam al-Bayhaqi and Imam al-Ghazali, have included this name in their lists. Note as an attribute to describe Allah سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ it is valid. To be a ruler...This name is also not to be confused with one we've already discussed in Al-Waliyy ٱلْوَلِيُّ - The Protecting Associate. Here Al-Wali ٱلْوَالِي refers to being the ruler or guardian, and this encompasses three qualities. Imam Ghazali mentions that being a governor requires organization, power, and action. Failure in any of these respects relinquishes the title of being called the true ruler. Below are just a few verses that mention Allah's complete dominion. It demonstrates how He is the best planner, the all-powerful king, and the one who manages the affairs of all things. From the Qur'anThere are no direct mentions of the name Al-Wali, but we can understand this attribute further by verses that describe this quality from the Qur'an. وَإِذۡ يَمۡكُرُ بِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثۡبِتُوكَ أَوۡ يَقۡتُلُوكَ أَوۡ يُخۡرِجُوكَۚ وَيَمۡكُرُونَ وَيَمۡكُرُ ٱللَّهُۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ Wa iz yamkuru bikal lazeena kafaroo liyusbitooka aw yaqtulooka aw yukhrijook; wa yamkuroona wa yamkurul laahu wallaahu khairul maakireen English Translation"And [remember, O Muhammad], when those who disbelieved plotted against you to restrain you or kill you or evict you [from Makkah]. But they plan, and Allah plans. And Allah is the best of planners." — Qur'an 830 قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِ تُؤۡتِي ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُۖ بِيَدِكَ ٱلۡخَيۡرُۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ Qulil laahumma Maalikal Mulki tu’til mulka man tashaaa’u wa tanzi’ul mulka mimman tashhaaa’u wa tu’izzu man tashaaa’u wa tuzillu man tashaaa’u biyadikal khairu innaka alaa kulli shai’in Qadeer English Translation"Say, “O Allah, Owner of Sovereignty, You give sovereignty to whom You will and You take sovereignty away from whom You will. You honor whom You will and You humble whom You will. In Your hand is [all] good. Indeed, You are over all things competent." — Qur'an 326 ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ ۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ خَـٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍۢ فَٱعْبُدُوهُ ۚ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ وَكِيلٌۭ Zaalikumul laahu Rabbukum laaa ilaaha illaa huwa khaaliqu kulli shai’in fa’budooh; wa huwa alaa kulli shai’inw Wakeel English Translation"That is Allah, your Lord; there is no deity except Him, the Creator of all things, so worship Him. And He is Disposer of all things." — Qur'an 3102 ٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّـٰغُوتُ يُخۡرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِۗ أُوْلَـٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ Allaahu waliyyul lazeena aamanoo yukhrijuhum minaz zulumaati ilan noori wallazeena kafarooo awliyaaa’uhumut Taaghootu yukhrijoonahum minan noori ilaz zulumaat; ulaaa’ika Ashaabun Naari hum feehaa khaalidoon section 34 English Translation"Allah is the ally of those who believe. He brings them out from darknesses into the light. And those who disbelieve – their allies are Taghut. They take them out of the light into darknesses. Those are the companions of the Fire; they will abide eternally therein." — Qur'an 2257 ReflectionThe believer benefits from knowing that Allah سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ is Al-Wali. He understands that real control comes from the commandments of whatever Allah سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ wills. No one can dictate otherwise. It should further solidify the notion of reliance upon Him for all matters. He is the one who organizes the plan, puts it into action, and then preserves it. Shaykh Tosun Barak writes, "the whole of creation is governed by Allah's knowledge and power not a leaf moves without His will. Neither is the movement of the leaf disconnected from other things moved by the same wind, by the same will." So all matters are in the care of Allah سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ, our being is part of a divine order He has planned. He is Al-Wali The Ruler and Al-Waliyy The Protecting Associate. But one must realize that what may be good for you may not be in the way you want. Each caliphate asked Allah سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ for wellbeing and protection, yet Umar Ibn Al-Khattab ra was martyred. Even Ali ibn Abi Talib ra was killed and martyred. Some may wonder about the justice in that, but the real reward is in the hereafter. The reward of one's actions is not necessarily manifested in this life. If it is, that is a blessing or a gift from Allah سُبْحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ, but it shouldn't be the primary motivation. It was narrated that Sa'eed bin Zaid bin 'Amr bin Nufail said "The Messenger of Allah was one of the Ten given glad tidings of Paradise. He said 'Abu Bakr will be in Paradise; 'Umar will be in Paradise; 'Uthman will be in Paradise; 'Ali will be in Paradise; Talhah will be in Paradise; Zubair will be in Paradise; Sa'd will be in Paradise; 'Abdur-Rahman will be in Paradise." He was asked 'Who will be the ninth?' He said 'I will.'" [1] Reflections [1] Sahih Darussalam Sunan Ibn Majah 133 & Sunan Abi Dawud 4649

Thisquiz is incomplete! To play this quiz, please finish editing it. Preview (15 questions) Show answers Question 1
Disamping itu Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imran ayat 97, "Walillahi alannasi hijjul-baiti manistatha'a ilaihi sabilan,". Yang artinya, "Hanya karena Allah, mengerjakan haji itu wajib atas menusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah,". Jamaah Haji terus Tinggalkan Arab Saudi; 10 Sepertihalnya dengan nama Hijjul Baiti, mungkin juga nama tersebut memiliki arti lain dari asal bahasa yang berbeda pula. Share. Tweet. Share. No. Nama Kelamin Asal Arti Nama; 1. Baiti: Laki-laki: Latin: Diberkati, bahagia (bentuk lain dari Beatie) 2. Baiti: Laki-laki: Latin: Diberkati, bahagia (bentuk lain dari Beatie) Baca Juga. . 324 177 315 295 94 454 108 125

walillahi alannasi hijjul baiti arab